PENYEBAB PENYAKIT TANAMAN (ENVIRONMENT)
Tumbuhan umumnya tumbuh pada kisaran suhu 1 sampai 40 OC, kebanyakan
jenis tumbuhan tumbuh sangat baik antara 15 dan 30 OC. Tumbuhan berbeda
kemampuan bertahannya terhadap suhu ekstrim pada tingkat prtumbuhan yang
berbeda. Misalnya, tumbuhan yang lebih tua, dan lebih keras akan lebih tahan
terhadap suhu rendah dibanding kecambah muda. Jaringan atau organ berbeda dari
tumbuhan yang sama mungkin sangat bervariasi kesensitifannya (kepekaannya)
terhadap suhu rendah yang sama. Tunas jauh lebih sensitif (peka) dibanding daun
dan sebagainya.
Pengaruh Suhu Tinggi
Pada umunya tumbuhan lebih cepat rusak dan lebih cepat meluas
kerusakannya apabila suhu lebih tinggi dari suhu maksimum untuk pertumbuhannya
dibanding apabila suhu lebih rendah dari suhu minimum. Pengaruh suhu tinggi pada
pertumbuhan berhubungan dengan pengaruh faktor lingkungan yang lain, terutama
kelebihan cahaya, kekeringan, kekurangan oksigen, atau angin kencang bersamaan
dengan kelembaban relatif yang rendah. Suhu tinggi biasanya berperan dalam
kerusakan sunsclad yang tampak pada bagian terkena sinar matahari pada buah
berdaging dan sayuran, seperti cabe, apel, tomat, umbi lapis bawang dan umbi
kentang. Hari dengan sinar matahari terik dan panas maka suhu jaringan buah yang
terdapat di bawah sinar matahari langsung mungkin jauh lebih tinggi dibanding
dengan jaringan buah dari sisi yang terlindung dan dikelilingi udara. Hal tersebut
menghasilkan perubahan warna, kelihatan basah berair, melepuh, dan keringnya
jaringan di bawah kulit, yang menyebabkan permukaan buah lekuk. Suhu tinggi
juga terlibat dalam kekacauan air biji (water core) pada apel dan penurunan oksigen
yang menyebabkan terjadinya blacheart pada kentang.
Pengaruh Suhu Rendah
Kerusakan tumbuhan yang disebabkan oleh suhu rendah lebih besar
dibanding dengan suhu tinggi. Suhu di bawah tiitik beku menyebabkan berbagai
kerusakan terhadap tumbuhan. Kerusakan tersebut meliputi kerusakan yang
disebabkan oleh late frost (embun upas) terhadap titik meristematik muda atau
keseluruhan bagian tumbuhan herba, embun upas yang membunuh tunas pada
persik, cherry, dan pepohonan lain, dan membunuh bunga, buah muda dan kadangkadang
ranting sukulen sebagian pepohohonan. Kerusakan yang terjadi bervariasi
tergantung pada tingkat penurunan suhu dan lama suhu rendah tersebut
berlangsung. Kerusakan awal hanya mempengaruhi jaringan vaskular utama yang
lebih meluas yang berselang-selang pada umbi akan menghasilkan nekrosis seperti
jaring. Tingkat kerusakan yang lebih umum, sebagian besar umbi menjadi rusak,
menghasilkan nekrosis yang disebut blotch-type (tipe bisul).
Pengaruh Kelembaban Pengaruh Kelembaban Tanah Rendah
Gangguan kelembaban di dalam tanah mungkin bertanggung jawab terhadap
lebih banyaknya tumbuhan yang tumbuh jelek dan menjadi tidak produktif
sepanjang musim. Kekurangan air mungkin juga terjadi secara lokal pada jenis
tanah tertentu, kemiringan tertentu atau lapisan tanah yang tipis yang dibawahnya
terdapat batu atau pasir. Tumbuhan yang menderita karena kekurangan
kelembaban tanah biasanya tetap kerdil, hijau pucat sampai kuning terang,
mempunyai daun, bunga dan buah sedikit, kecil dan jarang, dan jika kekeringan
berlanjut tumbuhan layu dan mati.
Pengaruh Kelembaban Tanah Tinggi
Akbat kelebihan kelembaban tanah yang disebabkan banjir atau drainase
yang jelek, bulu-bulu akar tumbuhan membusuk, mungkin karena menurunnya
suplai oksigen ke akar. Kekurangan oksigen menyebabkan sel-sel akar mengalami
stres, sesak napas dan kolapsi. Keadaan basah, an-aerob menguntungkan
pertumbuhan mikroorganisme an-aerob, yang selama proses hidupnya membentuk
substansi seperti nitrit, yang beracun bagi tumbuhan. Disamping itu, sel-sel akar
yang dirusak secara langsung oleh kekurangan oksigen akan kehilangan
permeabilitas selektifnya dan dapat memberi peluang terambilnya zat-zat besi atau
bahan-bahan beracun lain oleh tumbuhan.
Tingkat oksigen rendah yang terjadi pada pusat buah atau sayuran yang berdaging
di lapangan, terutama selama periode pernapasan cepat pada suhu tinggi, atau pada
penyimpanan produk tersebut di dalam tumpukan yang besar sekali. Contoh dari
kasus ini adalah berkembangnya penyakit yang disebut blackheart pada kentang,
yang dalam suhu cukup tinggi merangsang pernapasan dan reaksi enzimatik yang
abnormal pada umbi kentang. Suplai (penyediaan) oksigen sel pada bagian dalam
umbi tidak mencukupi untuk mendukung peningkatan pernapasan, dan sel tersebut
mati karena kekurangan oksidasi. Reaksi enzimatik yang diaktivasi oleh suhu tinggi
dan kurang oksidasi berjalan sebelum, selama dan sesudah kematian sel. Reaksi
tersebut secara abnormal mengoksidasi penyusun tumbuhan yang normal menjadi
pigmen melanin hitam. Pigmen tersebut menyebar ke sekitar jaringan umbi dan
akhirnya menjadikan umbi tampak hitam.
Cahaya
Kekurangan cahaya memperlambat pembentukan klorofil dan mendorong
pertumbuhan ramping dengan ruas yang panjang, kemudian menyebabkan daun
berwarna hijau pucat, pertumbuhan seperti kumparan, dan gugurnya daun bunga
secara prematur. Keadaan tersebut dikenal dengan etiolasi. Tumbuhan teretiolasi
didapatkan di lapangan hanya apabila tumbuhan tersebut ditanam dengan jarak
yang terlalu dekat atau apabila ditanam di bawah pohon atau benda lain.
Defisiensi Hara pada Tumbuhan
Tumbuhan membutuhkan beberapa unsur mineral untuk pertumbuhan yang
normal. Beberapa unsur, seperti nitrogen, posfor, kalium, magnesium dan sulfur
dibutuhkan dalam jumlah yang relatif besar yang disebut unsur makro, sedangkan
yang lain seperti besi, boron, mangan, seng, tembaga, molibdenum dan klorin dalam
jumlah kecil yang disebut unsur mikro.
Saturday, March 14, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment