Tuesday, March 17, 2009

Hama Tikus Mulai Serang Tanaman Padi di Purbalingga

Hama Tikus Mulai Serang Tanaman Padi di Purbalingga

Purbalingga, Kompas - Hama tikus mulai mengganggu petani di sejumlah desa di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Dalam kurun waktu Oktober 2005-Maret 2006 dan bulan April hama pengerat ini telah menyerang 405 hektar tanaman padi. Dengan rincian 305 hektar tanaman padi Oktober-Maret dan 100 hektar tanaman bulan April 2006.

Hasil ini ini diungkapkan Lilik Purwati, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Purbalingga, di sela-sela acara gerakan gropyokan tikus di Desa Sumilir, Kecamatan Kemangkon, Rabu (26/4) pagi. Bupati setempat, Triyono Budi Sasongko, mengawali gerakan pemberantasan tikus dengan menyulut mercon tikus di lubang tikus.

Dalam kesempatan ini juga ia memberikan bantuan racun tikus dan mercon tikus kepada petani di daerah ini. Mercon tikus sekarang digunakan pemberantasan hama tikus karena cukup efektif.

Sporadis

Menurut Lilik, hama tikus menyerang secara sporadis tanaman padi di sejumlah desa tersebar di 10 kecamatan. Intensitas serangannya masih tergolong ringan. Meski demikian, pemberantasan tikus ini harus dilakukan sejak dini karena perkembangbiakan hama ini sangat cepat.

Menurut Bupati, serangan tikus di daerahnya tidak begitu berpengaruh terhadap produksi padi.

"Untuk orang per orang mungkin berpengaruh tetapi secara keseluruhan tidak akan mengganggu produksi padi," ujar Bupati. Rata-rarta per tahun produksi padi dari daerahnya mencapai 205.453 ton dari areal tanaman padi seluas 31.841 hektar atau dengan rata-rata produksi 6,25 ton per hektar.

Beberapa petani di Desa Sumilir menuturkan, serangan tikus hampir tidak pernah berhenti. Pada setiap musim selalu terjadi serangan meski intensitasnya tergolong ringan.

"Tapi, tikus benar-benar menjengkelkan karena hama pengerat ini tidak hanya merusak tanaman padi tapi juga tanaman palawija," ujar Wedo Sukiran (43), warga Sumilir Kulon.

Selain dengan gropyokan, emposan menggunakan asap serta racun tikus, perburuan tikus ini menggunakan "mercon tikus". Mercon tersebut dimasukkan ke dalam lubang (sarang tikus) dan disulut. Bunyi mercon yang cukup keras mengakibatkan tikus keluar dari lubang (sarang) dalam keadaan limbung dan tinggal membunuh saja.

Di Sumilir Kulon perburuan tikus, menurut Wedo, sudah dilakukan sejak beberapa hari terakhir dengan melibatkan 80 petani dari lima kelompok tani (klomtan).

No comments:

Post a Comment