Wednesday, March 18, 2009

Rotasi Tanaman

Serangan hama ulat dan penyakit pada ratusan hektar tanaman bawang merah di lahan pertanian sekitar Danau Toba, belakangan ini semakin serius. Untuk menyelamatkan sentra bawang merah di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) tersebut, para petani diimbau segera melakukan rotasi tanaman ke komoditas lain yang tidak sejenis.

"Rotasi tanaman atau alih komoditas, merupakan salah satu langkah paling tepat untuk menyelamatkan nasib ribuan petani bawang merah di dataran dan sekitar pantai Danau Toba. Sebab, dengan cara itu siklus hidup hama ulat yang menyerang diharapkan bisa terputus," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura I (UPT BPTPH) Medan Ir John Robert Panjaitan menjawab Kompas di Medan, Rabu (22/10).

Seperti diberitakan, ribuan petani bawang merah yang bercocok tanam sekitar Toba kini terpuruk. Selain harga bawang merah anjlok, sekitar Rp 2.000 per kilogram, juga terjadi serangan hama sejak enam bulan belakangan. (Kompas, 9/10)

Dijelaskan, berdasarkan penelitian petugas UPT BPTPH beberapa waktu lalu, ditemukan peningkatan serangan hama dan penyakit.

Menurut Panjaitan, dari segi usaha pertanaman bawang, serangan hama dan penyakit ini memang perlu ditangani tuntas. Sebab, dampaknya sangat serius karena berpengaruh terhadap luas areal tanaman bawang merah itu sendiri. "Salah satu eksesnya, terjadi penyusutan luas lahan pertanaman bawang merah di Toba. Para petani mengaku enggan menanam bawang merah dan memilih menelantarkan lahan.

Menyusutnya luas lahan pertanaman bawang merah di Toba, kata Panjaitan, terlihat secara nyata di lapangan di mana banyak lahan-lahan eks kebun bawang dibiarkan ditumbuhi semak belukar. Di Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, misalnya, dari sekitar 400 hektar potensi lahan bawang di sana yang ditanami bawang merah saat ini hanya seluas 24 hektar saja. Begitu pula di wilayah Kecamatan Simanindo dan Nainggolan, Kabupaten Toba Samosir, juga terjadi penyusutan drastis luas areal pertanaman bawang.

Dijelaskan pula, menelantarkan areal kebun bawang menjadi semak belukar, sebetulnya juga menjadi bumerang bagi para petani. Sebab, lahan tersebut menjadi habitat hama yang sangat strategis dalam berkembang biak.

"Karena itu, pilihan paling tepat untuk memutus rantai hama dan penyakit adalah mengajak para petani bawang untuk segera melakukan rotasi tanaman. Bisa saja dengan menanam jagung, sayuran atau tanaman lain yang memang tidak sejenis," kata Panjaitan.

Sementara itu, Kepala-Sub Dinas Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman dan Lingkungan (POPTL), Dinas Pertanian Sumut, Chairuddin, mengakui, kawasan sekitar Danau Toba memang sejak lama dikenal sebagai sentra bawang merah sama halnya dengan Brebes di Pulau Jawa. (zul)

1 comment: